MAKALAH PKKMB DISIPLIN ILMU AKUNTANSI
MAKALAH
DISIPLIN
ILMU AKUNTANSI KEUANGAN
Di susun untuk memenuhi tugas
PKKMB FEB UNSIKA
Muhammad Raihan Arrahim
PRODI
AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Disiplin ilmu
akuntansi keuangan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas PKKMB pada prodi akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang disiplin ilmu
akuntansi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan
terima kasih kepada kaka pembimbing selaku panitia pkkmb yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.
Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Karawang,23
Agustus 2019
Muhammad Raihan Arrahim
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
………………………………………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………………………………….. ii
DAFTAR
ISI
…………………………………………………………………………………………………………………………… iii
BAB
I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………… 3
·
A.
Latar Belakang
……………………………………………………………………………………………………
1.3
·
B.
Rumusan Masalah
………………………………………………………………………………………………
2.3
·
C.
Tujuan
……………………………………………………………………………………………………………….. 3.3
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………………… 4
·
A.
Penyajian pelaporan Arus kas
………………………………………………………………………………..
1.4
·
B.
Aktivitas Operasi
……………………………………………………………………………………………………
2.4.5
·
C.
Aktivitas Investasi
………………………………………………………………………………………………….
3.5
·
D.
Aktivitas Pendanaan
……………………………………………………………………………………………..
4.6
·
E. Pelaporan Arus Kas dari
Aktivitas Operasi
…………………………………………………………….. 5.7
·
F. Pelaporan Arus Kas dari
Aktivitas Investasi dan Pendanaan
………………………………….. 6.7
BAB
III PENUTUP ……..…………………………………………………………………………………………………………….. 8
·
A.
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………….. 1.8
·
B.
Saran
……………………………………………………………………………………………………………………. 2.9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan
persyaratan dalam Pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai
bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan .
Para pemakai laporan ingin mengetahui bagaimana perusahaan
menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan
tidak tergantung pada aktivitas perusahaan serta apakah kas dapat dipandang
sebagai produk perusahaan, seperti yang berlaku di lembaga keuangan. Pada dasarnya
perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan
dalam aktivitas penghasil pendapatan utama (revenue-producing activities).
Perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, untuk melunasi kewajiban,
dan untuk membagikan dividen kepada para investor. Pernyataan ini mewajibkan
semua perusahaan menyajikan laporan arus kas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penyajian
Laporan Arus Kas yang benar setelah direvisi?
2. Apa dan bagaimana
aktivitas operasi itu?
3. Apa dan bagaimana
aktivitas investasi itu ?
4. Apa dan bagaimana
aktivitas pendanaan itu?
5. Bagaimana pelaporan arus
kas ditinjau dari aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan ?
6. Pelaporan Arus Kas atas
Dasar Arus Kas Bersih
C. TUJUAN
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para
pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para
pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya
.
Tujuan Pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan
arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas
operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode
akuntansi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Penyajian Laporan Arus
Kas
Laporan arus kas harus
melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis
perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan
informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai p engaruh
aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah
kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi
hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang
diklasifikasi ke dalam lebih dari satu aktivitas. Sebagai contoh, jika
pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga, maka bunga merupakan
unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan pokok pinjaman
merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
B.
Aktivitas operasi
Jumlah arus kas yang berasal
dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari
operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan
informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Arus kas dari aktivitas
operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya
berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas
operasi adalah:
- penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
- penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan
pendapatan lain;
- pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
- pembayaran kas kepada karyawan;
- penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya;
- pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak
penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus
sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
- penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk
tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Beberapa transaksi, seperti
penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang
dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih. Arus kas yang menyangkut
transaksi semacam itu merupakan arus kas dari aktivitas investasi. Perusahaan
sekuritas dapat memiliki sekuritas untuk diperdagangkan sehingga sama dengan
persediaan yang dibeli untuk dijual kembali. Karenanya, arus kas yang berasal
dari pembelian dan penjualan dalam transaksi atau perdagangan sekuritas
tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sama halnya dengan
pemberian kredit oleh lembaga keuangan juga harus diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama pendapatan
lembaga keuangan tersebut. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang
diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
C. Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus
kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas
tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber
daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
- pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak
berwujud, dan aktivas jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;
- penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan,
aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain;
- perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain;
- uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan);
- pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward
contracts, option contracts danswap contracts kecuali
apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or
trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai
aktivitas pendanaan;
Jika suatu kontrak dimaksudkan
untuk menangkal (hedge) suatu posisi yang dapat diidentifikasi, maka
arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti
arus kas dari posisi yang ditangkalnya.
D. Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus
kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk
memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
- penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya
- pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan
- penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik
dan pinjaman lainnya
- pelunasan pinjaman
- pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk
mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha
pembiayaan (finance lease).
E. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Perusahaan harus melaporkan
arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode
berikut ini:
a. metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
b. metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi bersih
disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral)
atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan
masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi
atau pendanaan .
Perusahaan dianjurkan untuk
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung.
Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa
depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan metode
langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik :
a. dari catatan akuntansi perusahaan; at
b. dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan
pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk:
o perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang
usaha selama periode berjalan;
o pos bukan kas lainnya; dan
o pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi
dan pendanaan.
Dalam metode tidak
langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan
laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a. perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha
selama periode berjalan;
b. pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,
keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan
asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi;
dan
c. semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau
pendanaan. Sebagai alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas
operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan dan
beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam
persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode.
E. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas
Investasi dan Pendanaan
Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas
investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraf 21 dan 23
arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sebagai sebagian dari laporan keuangan, laporan arus kas
merupakan alat komunikasi artinya bahwa laporan arus kas itu adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengkomunikasikan kas dari suatu perusahaan tersebut.
Dengan laporan arus kas para pemakai dapat mengevaluasi perubahan dalam aktiva
bersih perusahaan, struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi
dengan perubahan keadaan dan peluang.
Likuiditas mengacu kepada kedekatan pada kas dari aktiva
dan kewajiban-kewajiban. Solvabilitas mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk
melunasi utangnya pada saat jatuh tempo. Dan felksibilitas keuangan mengacu
kepada kemampuan perusahaan untuk bereaksi dan beradaptasi terhadap memburuknya
keuangan serta keutuhan dan peluang yang tak terduga. Data tersebut akan lebih
berarti bagi pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan
untuk dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut. Idealnya laporan arus
kas dapat menunjukkan sampai seberapa jauh efisiensi pelaksanaan kegiatan serta
perkembangan perusahaan telah dicapai manajemen. Informasi tentang arus kas
suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai
keutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Jadi dari wacana diatas dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa laporan arus kas hendaknya mampu memberikan atau mempermudah analisis,
agar penggunaannya dapat mengetahui :
1. Kemampuan menghasilkan kas atau setara kas
2. Kemampuan menggunakan kas atau setara kas
B.
SARAN
Dalam usaha untuk merencanakan dan mengendalikan
penerimaan dan pengeluaran kas sangatlah diperlukan suatu perencanaan yang
berupa anggaran kas.
Anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif dalam
merencanakan dan mengendalikan arus kas, menilai kas yang dibutuhkan dan
menggunakan kelebihan kas yang ada secara efektif pula. Anggaran kas merupakan
alat utama untuk membuat estimasi keuangan jangka pendek. Tujuan utama di dalam
penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan atau menentukan kegiatan
operasional perusahaan sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi kas dimasa
yang akan dating.
Optimalisasi kas merupakan usaha perusahaan, dimana kas
yang ada di dalam perusahaan harus tetap dijaga agar jangan sampai kas tersebut
mengalami kelebihan atau kekurangan dalam melakukan aktivitas perusahaan. Kas
harus disediakan dalam jumlah dan batas-batas yang telah ditentukan.
Arus
kas masuk dan arus kas keluar harus diupayakan seimbang, artinya tidak terjadi
saldo kas yang berlebihan ataupun keuntungan. Saldo kas yang berlebihan dari
kebutuhan akan mengorbankan kegiatan operasional perusahaan karena tertanam
jumlah uang kas yang tidak produktif. Tetapi sebaliknya saldo kas yang defisit
akan menyebabkan perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik dan akibat selanjutnya
kegiatan perusahaan dapat terganggu karena kurangnya pembiayaan.
Dengan demikian diperlukan adanya penyusunan anggaran
penerimaan dan pengeluaran kas yang baik, sehingga menghasilkan jumlah saldo
yang optimal agar dapat menunjang aktivitas perusahaan. Jumlah kas yang optimal
berarti dapat membiayai operasi perusahaan sehari-hari dan kewajiban finansial
perusahaan tetap pada saat ditagih.
Kas merupakan elemen modal kerja yang paling tinggi
tingkat kedudukannya dan diperlukan perusahaan untuk operasi perusahaan
sehari-hari, tetapi di lain pihak kas merupakan elemen modal kerja yang kurang
produktif, apabila menahannya terlalu besar mengandung resiko. Oleh karena itu
manajemen kas yang efektif sangat diperlukan agar resiko dapat diperkecil tanpa
pengorbanan likuiditas.
Komentar
Posting Komentar